Kedudukan Niat Puasa Ramadan - Goamal.org

Kedudukan Niat Puasa Dalam Puasa Ramadan

Kewajiban Puasa Ramadan

Puasa Ramadan adalah salah satu ibadah yang wajib dilakukan umat Islam selama bulan Ramadan, bulan ke-9 dalam kalender Islam. Puasa Ramadan diwajibkan bagi semua umat Muslim dewasa, sehat jasmani dan rohani, serta tidak sedang dalam kondisi terhalang berpuasa atau tidak mampu melaksanakan. Perintah berpuasa Ramadan sebagaimana Allah berfirman dalam Al Quran surah Al Baqarah ayat 183, Allah SWT mewajibkan orang-orang yang beriman kepada-Nya untuk menjalankan puasa Ramadan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” 

Pada ayat 184 surah Al Baqarah, Allah SWT menjelaskan bagaimana kewajiban puasa Ramadan ini bisa ditangguhkan bagi orang yang sakit. Namun orang itu diwajibkan menggantinya di hari lain.

اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” 

Pentingnya Niat Puasa

Niat puasa ramadan menjadi salah satu rukun puasa yang harus terpenuhi dalam ibadah puasa. Selain menjadi rukun puasa, niat puasa juga menentukan kemantapan hati dalam menjalankan ibadah puasa. Seorang muslim perlu memperhatikan apakah niat puasa yang diucapkan selama ini sudah benar atau belum.

Niat merupakan hal yang penting dalam setiap amal manusia. Imam Ahmad mengatakan bahwa hadits tentang niat merupakan salah satu hadis pokok dalam agama Islam, atau disebut ushul al-Islam. Hadits yang terkenal terkenal tentang niat adalah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

 إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.”

Puasa Ramadan memiliki kedudukan yang penting bagi muslim, karenanya penting menjaga niat puasa sebagai tanda kesungguhan hati dalam berpuasa. Niat puasa merupakan syarat sah dalam melaksanakan puasa. Tanpa niat yang jelas dan tegas untuk menjalankan ibadah puasa, maka puasa yang dilakukan tidak akan sempurna di hadapan Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya akan mendapatkan imbalan sesuai dengan niatnya. Oleh karena itu, barangsiapa yang berpuasa karena Allah dan dengan niat yang tulus, maka Allah akan memberikan kepadanya pahala yang besar.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadits tersebut, dapat dipahami bahwa niat puasa Ramadan merupakan kunci penting diterimanya ibadah tersebut oleh Allah SWT. Dengan niat yang tulus dan ikhlas, maka puasa yang dilakukan akan menjadi amal yang diterima oleh Allah SWT.

Selain itu, niat puasa juga dapat membantu seseorang dalam menjaga kesadaran dan fokus dalam menjalankan ibadah puasa. Dengan memiliki niat yang jelas dan tegas, seseorang akan lebih mudah menghindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa dan lebih mudah mengikuti aturan-aturan dalam menjalankan puasa Ramadan.

Niat itu berarti bermaksud dan berkehendak. Letak niat di dalam hati. Ibnu Taimiyah mengatakan, “Niat itu letaknya di hati berdasarkan kesepakatan ulama. Jika seseorang berniat di hatinya tanpa ia lafazhkan dengan lisannya, maka niatnya sudah dianggap sah berdasarkan kesepakatan para ulama.” 

Waktu yang Tepat untuk Niat Puasa Ramadan

Niat berarti melakukan sesuatu dengan disertai pelaksanaannya. Di dalam ibadah, niat menjadi rukun dan pembeda antara ibadah yang satu dengan yang lainnya.

Sehingga setiap ibadah tentu memiliki pelafalan niatnya masing-masing dengan dimaksudkan untuk membedakan antara pelaksanaan ibadah masing-masing. Sama seperti niat puasa yang juga harus diperhatikan dalam pelafalannya.

Waktu yang tepat untuk mengucapkan niat puasa telah tertera dengan jelas di beberapa hadis dan riwayat. Seperti pada keterangan hadir riwayat Imam ad Daru Quthni yang berbunyi:

مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ

Artinya: “Barang siapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar subuh, maka tidak ada puasa baginya”.

Ulama telah menyimpulkan bahwa keterangan di atas berisi waktu niat puasa bertepatan pada malam hari setelah terbenamnya matahari dan sebelum munculnya fajar. Seseorang juga bisa mengucapkan niat puasa setelah selesai pelaksanaan shalat tarawih seperti yang biasa dilakukan selama ini.

Niat Puasa Ramadan Arab dan Latin

Niat memang menjadi hal yang sangat penting untuk membedakan tujuan seseorang dalam melaksanakan ibadah.

Dan setelah mengetahui waktu yang tepat untuk niat puasa, seorang muslim juga harus dapat mengamalkannya untuk mengetahui apa fungsi niat yang sebenarnya.

Sejauh ini, ada beberapa versi niat puasa ramadan yang bisa digunakan. Berikut pilihan niat puasa yang bisa kamu gunakan.

Niat puasa versi panjang

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i fardhi syahri Ramadhaana haadzihis sanati lillaahi ta‘aalaa

Artinya: “Saya berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala”.

Niat puasa versi pendek

نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ

Nawaitu shauma Ramadhaana

Artinya: “Saya berniat puasa ramadan”

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, niat puasa merupakan hal yang pentig dan menjadi bagian dari rukun puasa. Waktu untuk membaca niat puasa bertepatan pada malam hari setelah terbenamnya matahari dan sebelum munculnya fajar. Niat puasa cukup diniatkan di dalam hati.