Sama seperti tahun masehi yang umumnya dirayakan oleh masyarakat di seluruh dunia, umat Islam pun memiliki perayaan tahun baru pada awal 1 Muharram. Berbeda dengan kalender Masehi yang tahun barunya diawali dengan bulan Januari, kalender Hijriyah diawali dengan bulan Muharram.
Kalender Hijriyah pertama kali dirumuskan oleh Umar bin Khattab setelah berdiskusi dengan para sahabat. Musyawarah tersebut menghasilkan keputusan penentuan awal tahun baru 1 Muharram dihitung ketika Rasulullah hijrah dari kota Mekah ke Madinah.
Momen hijrah dipilih karena sebagai tanda beralihnya masyarakat yang sebelumnya jahiliyah menuju hidayah Islam. Pada kalender hijriyah, perhitungan harinya menggunakan sistem peredaran bulan. Kemudian, waktu bergantinya hari ditandai dengan terbenamnya matahari atau ketika waktu Maghrib.
Pada kalender Hijriyah, jumlah hari dalam satu bulan berkisar antara 29 hingga 30 hari. Sehingga dalam satu tahunnya terdapat 354 hingga 355 hari. Penetapan tahun baru Islam yang diawali oleh bulan Muharram yang memiliki arti “Haram” menjadi awal disyariatkannya diharamkan peperangan dan pertumpahan darah pada bulan ini.
Satu Muharram menjadi awal pergantian tahun baru Islam yang dirayakan oleh seluruh umat muslim di dunia. Berbeda negara pastinya memiliki tradisi yang berbeda pula dalam merayakannya. Lantas, bagaimana cara mereka merayakannya? Berikut adalah ulasan singkatnya:
Perayaan tahun baru Islam di Indonesia umumnya dimulai dengan anak-anak hingga orang dewasa yang berkeliling sambil melakukan pawai obor, mengadakan perlombaan seperti sholawat, nasyid, hingga cerdas cermat, dan ada yang menutupnya dengan acara kajian atau pengajian di Masjid.
Mesir mempunyai tradisi merayakan tahun baru Islam dengan mengadakan festival yang didalamnya terdapat tarian sufi, dan tampilan lainnya. Perayaan tersebut ditutup dengan kunjungan ke rumah sanak saudara dan membagikan manisan permen berbentuk boneka kepada anak-anak.
Tahun baru Islam di Maroko dirayakan dengan berkumpulnya masyarakat dalam sebuah lapangan besar kemudian berbagi kue khas Maroko kepada sanak saudara.
Uniknya, perayaan tahun baru Islam di Arab Saudi tidak mengadakan festival apapun. Karena masuk sebagai libur nasional biasanya masyarakat berkumpul bersama keluarga kemudian menghadiri doa bersama di Masjid.
Mengawali pergantian tahun baru Islam dengan berdoa kemudian membaca Yasin bersama di Masjid, acara ini biasanya turut menghadirkan Perdana Menteri yang ditutup dengan pembagian bubur ashura.
Momen pergantian tahun baru Islam hendaknya menjadi sarana untuk refleksi terhadap kualitas diri dan memperbaiki hubungan dengan Allah. Selain merayakan dengan tradisi yang sudah ada di negara masing-masing, bertemunya kita dengan tahun baru Islam juga bisa menjadi ajang untuk bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk hidup, beribadah, dan bertaubat.
Salah satu bentuk syukur yang bisa dilakukan adalah dengan melaksanakan puasa Tasu’a pada tanggal 09 Muharram, puasa Asyura tanggal 10 Muharram, dan puasa Ayyamul Bidh tanggal 13-15 Muharram.
Melaksanakan segala kebaikan dan ibadah pada bulan Muharram Allah janjikan pahala yang berlimpah karena bulan Muharram karena keistimewaan dan keagungannya.
Yuk maksimalkan juga bulan Muharram dengan bersedekah. Sedekah sekarang melalui Goamal.org.