Setiap hamba yang beriman tidak luput dari ujian. Bahkan sosok manusia suci seperti para Nabi dan Rasul pun tak luput dari ujian hidup yang berfungsi untuk meningkatkan ketakwaan dan meninggikan derajat bagi siapapun yang berhasil melewati ujian tersebut.
Ujian yang diberikan pun beragam. Mulai dari penyakit, wafatnya kerabat dekat, kondisi ekonomi yang sulit, hubungan dengan keluarga tidak harmonis, hingga kesulitan dalam hal ibadah.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Artinya: “Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (Q.S Al-Anbiya : 35)
Dalam agama Islam, ujian yang diberikan Allah dalam bentuk apapun merupakan salah satu bentuk cinta-Nya. Semakin kuat keimanannya maka semakin berat pula ujian yang akan dihadapinya.
Artinya: “Manusia yang paling berat cobaannya adalah para Nabi, kemudian orang-orang shalih, kemudian yang semisal dengan mereka, dan yang semisalnya.” (H.R Ahmad)
Kadar keimanan seseorang akan benar-benar terlihat dari cara mereka menyikapi berbagai ujian yang diberikan Allah. Apakah ia akan bersabar dan kembali memohon kepada Allah ataukah berputus asa.
Seringkali, ketika dihadapkan dengan ujian hidup kita merasa berat bahkan tidak sanggup untuk menghadapinya. Padahal dalam agama Islam, Allah telah mengabarkan bahwa setiap kesulitan yang datang kepada manusia telah disesuaikan dengan kapasitas mereka.
Artinya, setiap orang yang mendapatkan ujian seharusnya bisa menghadapinya karena telah disesuaikan dengan kemampuan yang mereka miliki. Sebagai firman Allah berikut ini,
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا
Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat (siksa) dari kejahatan yang dikerjakannya…” (Q.S Al-Baqarah : 286)
Sebagai Sang Pencipta, Allah lah yang Maha Mengetahui apa yang dibutuhkan oleh hamba-Nya. Ayat di atas menjadi pengingat bagi umat Islam bahwa ketika menghadapi ujian, hendaklah senantiasa memohon pertolongan dan berserah diri kepada Allah.
Agar pertolongan Allah semakin dekat, jangan lupa untuk selalu membantu sesama. Yuk sedekah hari ini melalui Goamal.org.