Kehidupan bertetangga sangat lekat dengan masyarakat Indonesia utamanya yang tinggal di daerah pedesaan. Namun, budaya urbanisasi dan perkembangan digital di perkotaan telah mengikis budaya ini.
Interaksi sosial melalui internet seolah menggantikan komunikasi yang nyata. Melansir dari Kompas.com, Sosiolog asal Universitas Indonesia, Ida Ruwaida menyampaikan bahwa peran tetangga secara nyata tidak dapat digantikan dengan komunikasi lewat dunia maya.
Dalam Islam konsep tetangga dibagi menjadi dua definisi. Yaitu tetangga dekat yang jaraknya sangat dekat dengan rumah kita dan tetangga jauh yang menurut Al-Auza’i dan Hasanji memiliki jarak 40 rumah dari rumah kita.
مَا زَالَ جِبْرِيْلُ يُوْصِيْنِيْ بِالْـجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ
Artinya: “Jibril senantiasa mengingatkanku tentang tetangga, hingga aku mengira bahwa tetangga itu akan mendapat bagian harta waris.” (H.R Bukhari dan Muslim)
Adab didefinisikan sebagai suatu aturan atau norma tentang sopan santun yang disusun berdasarkan aturan agama.
Berikut ini adalah adab-adab dalam bertetangga yang telah diatur dalam Islam:
Mengucap salam adalah cara bagi seseorang untuk memulai komunikasi hingga menunjukkan perhatian. Dalam Islam lafadz salam yang diajarkan oleh Rasulullah adalah “Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barakatuh”.
Kalimat salam di atas memiliki arti “Semoga keselamatan serta rahmat Allah dan juga keberkahan-Nya terlimpah untukmu.” Mengucapkan salam sangat dianjurkan dalam Islam terlebih kepada sesama muslim.
أَىُّ الإِسْلاَمِ خَيْرٌ ؟ قَالَ :” تُطْعِمُ الطَّعَامَ ، وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ ، وَعَلَى مَنْ لَمْ تَعْرِفْ
Artinya: “Amalan apa yang paling baik dalam Islam? Rasulullah menjawab: ‘Memberi makan (kepada orang yang butuh) dan mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenali dan kepada orang yang tidak engkau kenali.” (H.R Bukhari)
Menjenguk orang yang sedang sakit sangat dianjurkan dalam Islam. Terlebih jika ia merupakan tetangga. Seorang muslim yang menjenguk saudaranya yang sedang sakit akan didoakan oleh tujuh puluh ribu malaikat.
Seorang muslim sudah sepatutnya turut merasa bahagia jika saudaranya sedang berbahagia. Tidak sepatutnya seorang muslim merasa iri ketika saudaranya mendapatkan kelebihan rezeki dari Allah.
Salah satu adab yang juga turut menjadi jalan untuk mempertahankan keharmonisan dalam bertetangga adalah senantiasa memberikan pertolongan ketika mereka membutuhkan. Karena sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri dan pasti membutuhkan bantuan orang lain.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنهُكُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ القِيَامَةِ
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda: ‘Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia orang mukmin, maka Allah akan menghilangkan kesusahan dari kesusahan-kesusahan hari kiamat.” (H.R Muslim)
Demikianlah adab-adab yang diajarkan oleh Islam dalam bertetangga. Semoga hal ini bisa menjadi pedoman dalam adab bertetangga dan menjadi jalan bagi tercapainya hubungan bertetangga yang harmonis.
Jangan lupa untuk terus bersedekah hari ini. Sedekah hari ini untuk keberkahan sepanjang hari. Sedekah melalui Goamal.org.