5 Adab Bertamu dalam Islam

Bertamu atau silaturahmi merupakan kegiatan penting dalam Islam yang bertujuan untuk memperpanjang tali persaudaraan antar sesama manusia. Tujuannya bisa beragam, mulai dari menjenguk yang sakit, sekedar tegur sapa, meminta nasihat, hingga berbicara tentang bisnis.

Islam pun mensyariatkan umatnya untuk senantiasa menyambung tali silaturahmi. Bertamu, dalam artian bertemu muka dengan seseorang memberikan keutamaan memperpanjang usia hingga memperluas rezeki.

Artinya: “Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, makan sambunglah tali silaturahmi.” (H.R Bukhari dan Muslim)

Perlu diketahui, bahwa dalam bertamu, Islam mengajarkan adab untuk menghormati tuan rumah. Hal ini untuk menjaga kenyamanan dari kedua belah pihak agar tidak terjadi perselisihan sehingga niat untuk bertamu dapat berjalan dengan baik.

Berikut beberapa adab bertamu yang diajarkan dalam Islam:

1. Meminta Izin Maksimal 3 Kali

Umumnya ketika bertamu, seseorang akan memencet bel atau memanggil secara langsung. Islam memberi batasan sebanyak tiga kali ketika memanggil tuan rumah. Jika tidak ada jawaban dari dalam rumah maka sebaiknya niat untuk bertamu ditunda.

عن أبى موسى الاشعريّ رضي الله عمه قال: قال رسول الله صلّى الله عليه و سلم: الاستئذانُ ثلاثٌ، فان أذن لك و الاّ فارجع

Artinya: “Dari Abu Musa Al-Asy’ary ra. Ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk kamu (masuklah) dan jika tidak pulanglah.” (H.R Bukhari dan Muslim)

2. Mengucap Salam Sebelum Masuk

Daripada memanggil tuan rumah hanya dengan namanya saja, sebaiknya awali dengan mengucap salam kemudian nama tuan rumah.

Begitu tuan rumah telah menjawab salam, sebaiknya jangan langsung masuk rumah sebelum diizinkan oleh pemilik.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (Q.S An-Nur : 27)

3. Tidak Berlama-lama Ketika Bertamu

Hal ini dimaksudkan agar tuan rumah tidak merasa terbebani dengan kehadiran sang tamu. Karena mungkin saja ia memiliki urusan lain setelah menerima kedatangan tamu.

Islam membatasi maksimal waktu menginap ketika bertamu adalah tiga hari. Tidak halal pula bagi seorang muslim ketika bertamu menyakiti hati tuan rumah.

Berdasarkan sabda Rasulullah saw salah satu hal yang menyakiti hati tuan rumah adalah ketika ia tidak memiliki makanan untuk menjamu tamunya.

4. Tidak Mengintip Ke Dalam Rumah

Terkadang, ketika tuan rumah tidak kunjung menjawab salam hal yang dilakukan adalah sesekali mengintip ke dalam rumah untuk memastikan ada orang di dalam. Ternyata hal ini dalam Islam tidak diperkenankan.

Mungkin saja ketika itu tuan rumah sedang dalam keadaan tidak menutup aurat. Sebagaimana sabda Rasulullah dalam hadits berikut,

لو أنّ امرأ اطلع عليك بغير إذن فخذفته بحصاة ففقأت عينه لم يكن عليك جناح

Artinya: “Andaikan ada orang melihatmu di rumah tanpa izin, engkau melemparnya dengan batu kecil lalu kamu cungkil matanya, maka tidak ada dosa bagimu.” (H.R Bukhari)

5. Menjaga Sopan Santun

Sopan santun hendaknya dilakukan dimana saja dan kapan saja. Dalam hal bertamu, sikap sopan santun yang ditunjukkan adalah tidak duduk sebelum diizinkan oleh tuan rumah, jangan sampai melontarkan kalimat yang menyinggung, jangan terlalu memperhatikan seisi rumah, serta tidak pilih-pilih terhadap jamuan yang dihidangkan oleh tuan rumah.

Dengan menerapkan adab bertamu, semoga menjadi sarana yang membawa keberkahan dan ridho Allah.

Alhamdulillah, dari artikel ini kita sudah mengetahui dan meningkatkan pemahaman mengenai adab bertamu dalam Islam. Semoga bisa kita terapkan.

Jangan lupa, raih keberkahan sepanjang hari dengan bersedekah melalui Goamal.org.