Sebelum keistimewaan perempuan semakin diakui oleh Islam, sejarah mencatat perbuatan keji dari berbagai kaum kepada perempuan pada masa jahiliyyah. Mulai dari peradaban Romawi kuno, Mesir, Yunani, hingga China.
Sebelum kedatangan Islam, perempuan hanyalah budak yang tidak ada harganya hingga setiap anak perempuan yang lahir wajib dibunuh.
Lanjut tentang tema keistimewaan perempuan Indonesia, dahulu pun bangsa ini turut mengalami permasalahan peran perempuan ketika masa penjajahan. Di mana, perempuan tidak diperbolehkan menempuh pendidikan layaknya laki-laki. Mereka dianggap sebagai kaum yang lemah.
Budaya yang mengakar dan sistem pemerintahan yang keji menjadi salah satu penyebab rendahnya kedudukan perempuan pada masa jahiliyyah. Berikut adalah beberapa gambaran kedudukan perempuan pada beberapa bangsa:
Perempuan pada zaman Tiongkok kuno dibatasi dengan sistem “Tiga Kepatuhan”. Sistem ini membagi peran perempuan menjadi tiga yaitu, perempuan adalah bawahan bagi ayah mereka, kemudian suami mereka, dan jika janda maka menjadi bawahan bagi anak laki-laki mereka.
Setiap bayi perempuan yang lahir di bangsa Arab akan langsung dikubur hidup-hidup oleh keluarganya. Kalaupun nantinya mereka dibiarkan hidup, akan merasakan penderitaan dan kehinaan dari keluarga serta masyarakat.
Pada masa ini, perempuan dianggap sebagai sumber penyakit dan bencana. Selain itu, posisi perempuan dalam meja makan tidak boleh sejajar dengan laki-laki. Undang-undang Yunani bahkan memposisikan perempuan hanya sebagai pembantu.
Posisi laki-laki dalam keluarga memiliki kedudukan yang tinggi sehingga mereka berhak melakukan apapun pada perempuan. Para lelaki berhak untuk memperjual belikan perempuan dan memperlakukan mereka layaknya budak.
Islam datang membawa cahaya dan menjadi solusi atas berbagai permasalahan yang terjadi di dunia. Berbeda dengan agama lain yang mengesampingkan peran perempuan, Islam justru datang membawa kemuliaan bagi mereka.
Berikut adalah penjelasannya:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزْوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰٓ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
Artinya: “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin.’Hendaklah mereka mengulurkan jilbab ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al-Ahzab : 59)
Perintah dari Allah dalam ayat tersebut adalah kewajiban untuk menutup aurat bagi perempuan. Hal ini untuk menjaga kehormatan perempuan sehingga mereka tidak diganggu. Ini menjadi bukti betapa Islam sangat menjaga kehormatan perempuan.
Kalimat yang mengatakan “Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu” memang ada benarnya. Dalam Islam, kedudukan perempuan yang menjadi seorang ibu bahkan disebutkan oleh Rasulullah lebih tinggi daripada laki-laki.
يا رسولَ اللهِ ! مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ : قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أباك ، ثُمَّ الأَقْرَبَ فَالأَقْرَبَ
Artinya: “Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya.” (H.R Bukhori)
Alasan surga diletakkan di bawah telapak kaki ibu bisa dijelaskan secara nalar. Pertama, ibu sebagai pihak yang mengandung anak selama sembilan bulan, kemudian harus melalui proses melahirkan yang taruhannya adalah nyawanya sendiri, kemudian menyapihnya selama dua tahun, hingga mendidik anak tersebut karena ibu berperan juga sebagai madrasah pertama untuk anak.
Artinya: “Jika seorang perempuan melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan menghormati suaminya, niscaya akan dikatakan kepadanya. ‘Masuklah ke dalam pintu surga dari pintu manapun yang kamu mau.” (H.R Ahmad)
Hadits tersebut menjadi bukti bahwa Allah tidak membeda-bedakan peran antara laki-laki dan perempuan. Semuanya sama di hadapan Allah. Yang kemudian membedakan adalah tingkat ibadah dan kesungguhan mereka dalam menyembah Allah.
Demikianlah perubahan peranan dan kedudukan keistimewaan perempuan sebelum dan setelah kedatangan Islam.
Hal ini menjadi bukti bahwa Islam membawa cahaya kedamaian bagi seluruh umat manusia.
Yuk lengkapi keberkahan hari ini dengan bersedekah melalui link di bawah ini: