Beasiswa Untuk Sania

by BSI Maslahat

  • Rp2.250.000

    Target
  • Rp0

    Terhimpun
  • 0

    Sisa hari donasi
  • Target Goal

     
Raised Percent :
0%
Minimum amount is Rp2250000 Maximum amount is Rp2250000
Rp
admin

BSI Maslahat

47 Campaigns | 0 Loved campaigns

See full bio.

Mengayuh Sepeda 8 KM ke Sekolah

Nama: Sania Nikmatul Azizah

Provinsi: Jawa Timur

Pendidikan: Kelas 2 MAN

Namaku Sania Nikmatul Azizah, biasa dipanggil Sania. Aku kelahiran Banyuwangi dan sekarang berusia 16 tahun. Aku anak kedua dari tiga bersaudara. Kakakku sudah menikah dan bekerja, sedangkan adikku masih duduk di kelas 6 SD. Sekarang aku berada di lingkungan baru dan memiliki teman baru, sejak 16 Juni 2021 kemarin aku telah menyelesaikan pendidikan di MTsN dan alhamdulillah kini diterima di MAN Banyuwangi.

Aku tinggal bersama kedua orang tuaku dan kami adalah keluarga yang sederhana. Ayahku bekerja sebagai cleaning service dan satpam di salah satu SMA dan ibuku seorang ibu rumah tangga. Dahulu ibuku bekerja sebagai penjual nasi di SMA yang sama dengan tempat ayahku bekerja, tapi kini kantin sekolah ditiadakan. Kini ibuku dipercaya atas laundry dari sekolah tersebut, sehingga cukuplah penghasilan keduanya untuk menghidupi kami sekeluarga. Ayahku dan ibuku lulusan sekolah rendah, namun mereka mengajarkan kepada kami tiga hal yaitu: disiplin, jujur dan berdoa. Tiga hal tersebut perlu dijadikan prinsip hidup yang akan membawa kita menjadi seseorang yang berguna.

Saat di bangku MTs, jarak sekolah dengan rumahku cukup jauh sekitar 8 km dan tidak ada kendaraan yang bisa digunakan. Aku harus menempuh perjalanan ke sekolah dengan menggunakan sepeda. Aku menempuh perjalanan menuju sekolah dengan mengayuh sepeda sejak kelas 7 sampai kelas 8. Berbagai pengalaman aku rasakan selama menempuh perjalanan dengan sepeda: kehujanan, kepanasan, ban bocor dan berbagai tantangan lainnya saat berangkat sekolah. Aku selalu berangkat pagi jam 4.30 dan sampai ke sekolah jam 6 pagi. Sebelum berangkat biasanya aku membantu ibu mempersiapkan dagangan serta mengantarnya ke kantin sekolah, disitulah kedisiplinanku selalu diasah dari sejak 1 SD hingga sekarang. Bicara tentang kedisiplinan, ada sebuah kejadian yang tidak bisa aku lupakan, saat itu Senin pagi, di daerahku masih mendung, ternyata setelah 5 km menempuh perjalanan tiba-tiba hujan deras. Pada saat itu aku tidak membawa jas atau apapun, aku pun memutuskan untuk berteduh. Jam menunjukkan pukul 6.10, masih ada 35 menit perjalanan yang harus aku tempuh untuk bisa sampai ke sekolah. Aku menunggu namun hujan tak kunjung henti hingga pukul 6.20, akhirnya aku bertekad menerjang hujan tersebut. Di tengah jalan tiba-tiba ada seorang ibu yang dengan senang hati memberikan aku jas hujan, aku sangat berterima kasih karena jas hujan tersebut sangat aku butuhkan pada saat itu. Dengan keadan setengah basah aku pergi tergesa-gesa, akhirnya aku sampai di sekolah dengan sisa waktu 1 menit sebelum bel masuk berbunyi. Di situ aku belajar bahwa “Jika Aku memiliki tekad, niat, dan keberanian, maka bisa meraih tujuan sesuai harapan. Aku harus berani mengambil risiko, karena kita tidak tau apa yang akan menanti di depan kita”.

 

Aktivitas Sania di Sekolahnya

Sebagai seorang anak dan seorang siswa, aku juga seorang atlet beladiri taekwondo dengan berbagai penghargaan, seperti juara 1 pertarungan dari tahun 2016, 2018, dan 2019. Sementara pada tahun 2017 aku meraih 2 penghargaan sekaligus, yaitu juara 3 poomsae dan juara 3 kyorugi.  Aku mulai menggeluti taekwondo sejak kelas 4 SD hingga sekarang, dan dari beladiri tersebut aku bisa diterima di sekolah impian dengan mudah. Selain taekwondo, semasa MTs aku juga mencoba berbagai bidang pada kegiatan ekstrakulikuler, yaitu Basket, Voly, PMR, serta MEC (Menteng English Club). Itu semua aku lakukan karena aku ingin mencari dimana bakat yang aku punya. Saat mengikuti beberapa ekskul tersebut aku banyak mengambil pengalaman, cerita, serta pelajaran. Ada satu moment saat acara PORSENI aku mencoba mengikuti seleksi pidato Bahasa Indonesia, aku mencoba mencari bakatku juga dalam bidang ini, alhamdulilah aku terpilih mewakili MTsN 8 Banyuwangi dan mendapatkan juara 3 tingkat Kabupaten. Berbagai penghargaan aku raih saat mengikuti ekskul, salah satunya PMR, disana aku mendapatkan Juara Harapan 1 untuk kategori Presentasi Materi ASB PMR dan juara favorit kreasi video PMR se-Jawa Timur untuk kategori beregu. Namun setelah itu pandemi mulai masuk ke Indonesia, semua ekskul dan sekolah dilaksanakan di rumah. Walaupun begitu tidak menyurutkan semangatku untuk terus berkreasi dan meraih pengharagaan. Saat pandemi aku terus mencari informasi dan menemukan info lomba fotografi dan lomba membaca puisi. Walaupun saat itu ponselku tidak cukup bagus untuk membuat video puisi tersebut, tapi aku tetap mencoba berpartisipasi dalam lomba tersebut dengan semangat dan yakin, akhirnya aku bisa mendapat Juara Harapan 1 pada lomba membaca puisi dan Juara Favorit pada lomba fotografi. Sejak saat itulah aku sangat senang menggeluti semua bidang yang melibatkan audience atau public speaking, karena impianku juga ingin menjadi seorang reporter.

Aku pernah bermimpi “apakah bisa untuk meraih beasiswa?” Aku terus berdoa dan belajar untuk bisa mendapat beasiswa. Tidak disangka BSI Maslahat memiliki program SPI dan aku menjadi salah satu dari 20 siswa yang terpilih. Orang tuaku sangat bahagia saat mendengarnya. Setelah terpilih sebagai peserta program SPI, dibentuklah sebuah grup dengan satu mentor yang mendampingi. Aku mendapatkan seorang mentor yang ramah, super baik dan sabar yaitu Kak Bilqis. Awalnya aku tidak terlalu mengenal beliau, tapi setelah aktif mengikuti mentoring, kini kak Bilqis sudah jadi seperti kakakku sendiri. Mentoring juga sangat membantu, aku bisa mendapat pelajaran baru dan tentunya dengan suasana belajar yang seru. Selain itu tugas yang diberikan juga membuat kita bisa melakukan percobaan baru atau bisa mengasah pemikiran supaya lebih kreatif. Ada juga hafalan jus 30 yang mengasah kemampuan siswa-siswi SPI yang menghafal untuk dirinya. Setiap bulan diadakan pertemuan dengan narasumber yang berpengalaman dan berbagi cerita penuh inspiratif. Program SPI menjadikan kita aktif dan berpikir kritis.

Melalui beasiswa yang didapatkan dari program SPI ini, aku jadi bisa membayar beberapa tunggakan biaya pendidikan, membeli peralatan sekolah, serta mengajarkanku untuk menabung juga sekaligus berinfak. BSI Maslahat membantu banyak anak yang kurang mampu untuk menggapai impiannya walaupun terhalang perekonomian. Bukan hanya untuk siswa-siswi tetapi juga masyarakat yang membutuhkan bantuan sosial untuk bertahan hidup. Terimakasih untuk program SPI semoga semakin maju dalam memberikan bantuan untuk masyarakat Indonesia dan selalu dipercaya untuk memberikan semua bantuan.

Kami berharap adik Sania bisa mendapatkan orang tua asuh yang dapat membiayai pendidikannya selama 1 semester. Adapun biaya yang dibutuhkan Adik Sania untuk menempuh pendidikan selama 1 semester ialah Rp 2.250.000. Biaya ini akan digunakan untuk Dukungan Beasiswa Pendidikan, Pembinaan Keislaman, dan Pembinaan Akademik. Semoga Orang Tua Asuh yang beruntung bisa mengasuh Adik Sania, dan semoga selalu diberikan kesehatan, kelancaran rezeki, dan diberikan pahala oleh Allah SWT, Amiin Allahumma Aamiin..

Disclaimer: Laporan pendidikan anak asuh akan dikirimkan kepada Orang Tua Asuh yang membiayai anak asuh untuk 1 semester

Nama Donasi Tanggal